salju

Rabu, 09 April 2014

Menjawab “Sajak Seekor Ikan”



Sebagai salah satu dari pendukung Jokowi dan penggemar sajak, tentu saja saya tergelitik untuk menjawab sajak politik Fadli Zon, yaitu sebagai berikut.

Menjawab “Sajak Seekor Ikan”

ini sajak dari sang pengelana
sebagai balasan sajak burung garuda
yang berkisah tentang ikan-ikan di samudera
yang sedang sibuk memilih punggawa dan raja

al kisah si ikan hias merah
kecil kerempeng namun lincah
berenang di antara lembah-lembah
hilangkan seram menjadi indah

sungguh si ikan hias merah itu lugu
berenang indah tak ragu penuh restu Ibu
diikuti jutaan ikan teri bersatu padu
membuat jerih si ikan hiu

ikan hiu sungguh makin mengkal
kian menjadi ikan hiu bak hilang akal
moncongnya mencuit-cuit berteriak kesal
melihat ikan hias merah malah makin terkenal

ikan hiu pun kumpulkan bala tentara
tak ketinggalan pamer kuda
keris dipinggang bak di medan laga
sambil berseru, “jauhi ikan hias merah ikan penuh noda”

jutaan ikan teri pun tak gentar membela
pun ikan hias merah berkata, “aku tidak apa-apa”
ikan hiu terpaku jerih diam seribu bahasa
sajak sohibnya pun hanya pelipur lara sementara

tak ingatkah wahai kepala garuda
bubar bala tentara hiruk pikuk lapar dan dahaga
serbu makan minum kenyang lupa
dana kurang pedagang kecil protes meronta

di akhir kisah sang pengelana memberi nasehat
janganlah para ikan saling sindir hujat
bersainglah dengan akal sehat
sehabis berkompetisi lekas berjabat erat

kini era ikan hias merah di singgasana raja
mengalahlah wahai para ikan hiu tua bijaksana
berikan waktu pada generasi muda
teladani Ibu yang tulus dan berlapang dada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar