Aku
sering senyum-senyum sendiri, memandangi selembar kertas kusam dengan tulisan
tangan mu, ada inisial kamu yang menurutku paling indah dan romantis di dunia
ini. Hampir 1 tahun sudah sejak perpisahan kita, kertas kumal itu semakin kumal
karena ia harus menjadi saksi betapa perasaan cinta dan rinduku pada mu takan
pernah habis-habisnya. Ada tulisan yang tampak rusak disudut kiri bawah karena
tetesan air mataku, semakin menambah kusam lembaran nostalgia itu. Meskipun
kusam tetapi tetap indah dihatiku.
Perpisahan itu pernah terjadi karena kita tidak sejalan
perpisahan itu terjadi karena jurang terjal yang tidak bisa kita lalui bersama
perpisahah ini terjadi karena langkah kita harus berhenti dalam jalinan cinta yang lain
enggau adalah miliknya dan aku adalah pemilik hatiku sendiri.
seperti kata-katamu dalam surat ini, cintailah aku sampai akhir khayatmu.
sampai sekarang masih dan akan terus kupenuhi pintamu itu, kekasih.
Bersama selembar kertas ini aku mengenangmu, membuka lembar demi lembar kenangan kita
menyenandungkan lagu indah yang pernah kita nyanyikan bersama
dan aku akan terus menyanyikannya hingga nafas terakhirku harus kuhembuskan
nama mu akan kubawa sampai kepembaringan terakhir
untuk menutup cinta sejati dengan hatiku yang selalu setia pada mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar