Banyak orang memahami istighfar hanyalah obat dari sebuah penyakit yaitu
dosa. Istighfar juga hanya dipahami sebagai bagian dari dzikir yang
dilafalkan hanya pada setiap setelah selesai shalat.
Tak banyak
yang mengetahui buah manis istighfar tersebut. Istighfar mempunyai rasa
manis bahkan lebih manis daripada buah yang paling manis sekalipun.
Telah banyak disebutkan dalam Alquran buah manis dari istighfar: ''Maka
aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Rabb kalian,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan
hujan yang lebat kepada kalian, dan melimpahkan anak-anak dan harta
kepada kalian, dan menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan menjadikan
pula untuk kalian sungai-sungai.'' (QS Nuh [71]: 10-12).
Manisnya
istighfar yang lain adalah terhindar dari musibah, selamat dari bala,
serta aman dari berbagai fitnah. Allah SWT berfirman, ''Dan sekali-kali
Allah tidak mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka. Dan
tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka memohon
ampunan.'' (QS Al-Anfal [8]: 33).
Istighfar dapat menghapus
dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, dan mengangkat derajat. ''Dan
katakanlah, 'Bebaskanlah kami dari dosa', niscaya kami akan mengampuni
kesalahan-kesalahan kalian, dan kelak kami akan menambah (pemberian
kami) kepada orang-orang yang bertobat.'' (QS Al-Baqarah [2]: 58).
Istighfar
adalah obat yang manjur dan mujarab untuk menyembuhkan
penyakit-penyakit dosa dan kesalahan. Banyak perbuatan keji dan
mendzalimi diri yang telah kita lakukan, maka sebagai penyelamat adalah
istighfar. Allah SWT berfirman, ''Dan orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, maka
mereka lantas ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka.'' (QS Ali Imran [3]:135).
Jadi, barangsiapa yang
menghendaki kehidupan yang baik, bahagia, tenteram hati, nyaman
perasaan, serta baik kesudahannya maka hendaknya memperbanyak istighfar.
Pada diri seseorang yang tekun beristighfar, akan kita temukan suatu
kesenangan dan kegembiraan serta kemudahan urusan yang tak didapati pada
diri selainnya.
Bahkan, Allah menjadikan istighfar sebagai
syarat dalam hal keilmuan dan pemahaman agama, pemecahan masalah.
Diceritakan ada salah satu ulama yang mengatakan, ''Ketika aku merasa
kesulitan dengan satu masalah dan menemui jalan buntu dalam memecahkan
persoalan, maka aku beristighfar kepada Allah, lalu Allah memberikan
jalan pemecahan masalah tersebut kepadaku.'' Wallahu a'lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar