salju

Senin, 23 Juni 2014

perbedaan drama korea dan sinetron indonesia

Drama+Korea

Demam korea sepertinya masih belum hilang saat ini, terutama untuk Boyband dan Girlbandnya yang masih saja menjadi topik pembicaraan di mana-mana. Begitu juga dengan dramanya yang makin hari makin di tunggu-tunggu sama k-popers tentunya. Entah karena aktor dan aktrisnya yang tampan dan cantik maupun dari cerita-ceritanya yang bervariasi dan fresh. Walaupun dengan tema yang sama tapi drama korea selalu menyuguhkan alur-alur cerita yang berbeda-beda dan terkadang unik seperti misalnya Boys Before Flower dan Secret Garden, walaupun tema dari kedua drama itu sama yaitu tentang si kaya dan si miskin tapi dengan alur yang berbeda membuat ke dua drama itu sama-sama menarik dan menyenangkan untuk di ikuti sampai ending. Terlebih kadang cerita-cerita dari drama korea itu tidak masuk akal dan penuh kejutan dari episode ke episodenya yang membuat penonton selalu penasaran dengan episode episode selanjutnya.

 Sinetron+Indonesia

Berbeda dengan Sinetron Indonesia yang selain temanya sama kadang alur ceritanya juga di buat sama dan hanya aktris dan aktornya yang berbeda entah apa meksunya, mungkin karena males kali yah bikin cerita baru atau tema baru. Dan kadang juga tema sama pemain juga sama hanya beda nama dan lokasinya. Dan lagi jika di lihat dari episode, sinetron indonesia selalu menyuguhkan cerita dengan episode yang berlebihan sehigga dengan episode yang berlebihan itu terkadang membuat penonton menjadi bosan dan yang tadinya suka sama sinetronya jadi nggak suka karena terlalu panjang dan kadang suka lepas dari tema dan cerita di episode-episode awal juga penambahan-penambahan pemain yang suka bikin bingung.

Dan kali ini kita akan ngebahas tentang ke dua hal yang baru aja kita bahas di awal yaitu tentang Perbedaan Sinetron Indonesia Dan Drama Korea .

Dan bukan maksud saya untuk menjelek-jelekan atau merendahkan antara satu dengan yang lainya. Saya hanya ingin bagi siapa saja yang baca artikel ini sadar akan dunia hiburan kita yaitu indonesia yang semakin hari semakin nggak jelas dan semakin keliatan nggak kreatifnya. Maksud saya nggak kreatif dalam membuat cerita untuk setiap sinetronan-sinetronya. Dan kurang inovatif tentunya. Dan mari kita chek perbedaan-perbedaannya di bawah ini.

Perbedaan Sinetron Indonesia Dan Drama Korea

Pemain
Membahas artis Korea memang tidak ada habisnya. Mereka benar-benar mempunyai kemampuan. Bukan hanya akting tapi juga menyanyi dan dance. Seperti Yoochun, Jaejoong, Lee Min Ho, Hyun Bin, Ha Ji Won, Kim Tae Hee, Song Seung Hun dan lain-lain. Mereka mampu menempatkan peran yang sesuai dengan umur mereka. Yang muda bermain layaknya remaja dan yang dewasa juga memainkan peran dewasa. Seperti pemain-pemain Dream High yang masih muda-muda karna memang bercerita tentang perjuangan remaja yg meraih mimpi. Mereka bisa menyeimbangkan karakter. Tidak hanya bermodal wajah dan terkenal saja. Tidak seperti Sinetron Indonesia asal wajah indo atau bule bisa jadi artis tanpa memperdulikan skillnya dan juga merubah artis belasan tahun menjadi orang dewasa yang sudah berpengalaman akan percintaan. Kesannya tuh maksa. Itu yg menyebabkan mereka matang sebelum waktunya. Sebut saja Nikita Willy dan seangkatanya. Dan hanya memakai artis itu-itu saja. Selesai di Sinetron ini ganti Sinetron lain di stasiun TV yg sama. Dari cara berpakaian dan make Up-pun begitu. Drama Korea memberikan riasan dan cara berpakaian mereka senatural mungkin pada artisnya, meski itu di kantor, kampus, dan juga dalam Drama Saeguk (Kolosal) agar menampilkan sisi alami pada peran yang dimainkan. Berbeda dengan Sinetron Indonesia, meski adegannya hanya dalam rumah, baju dan make up nya semuanya WOW keg mau ke kondangan. Kolosal-pun begitu, bibir merah dan perhiasan berkilauan padahal cuma pake kemben. Seolah ingin pamer riasan padahal jaman dulu juga gak gitu-gitu amat. Mau ke kampus aja dandannya ala penyanyi dangdut, padahal di dunia nyata saja tidak ada yang seperti itu. Yang ada itu hanya memberi contoh yang tidak baik buat generasi muda.

Script
Drama Korea jarang ada adegan berkata dalam hati. Kalau pun ada itu hanya sedikit dan normal. Kalo Sinetron Indonesia disetiap Episode pasti ada adegan Berkata dalam hati, dengan mata melirik, melotot hingga bola mata mau keluar dan menggebu-nggebu. Kadang ada juga adegan lagi sendiri terus dia berteriak keras, “AKAN KU BUNUH KAU” – “WARISAN ITU HARUS JATUH KETANGANKU” – “KAU HARUS JADI MILIKKU” yaa yang kaya gitu,cuma ada di Indonesia.

Alur
CeritaDrama Korea sangat sederhana tapi bervariasi. Hanya akan berfokus pada judul cerita. Kita bisa ambil contoh Secret Garden yang bercerita tentang Pertukaran Jiwa antara Laki-Laki dan Perempuan. Kemudian 49Days yang bercerita tentang seseorang yg mencari 3 air mata murni. Rooftop Prince yang bercerita tentang Pangeran yang bisa menembus jaman, ruang dan waktu dari Dinasti Joseon ke abad 21. Dream High tentang siswa yang ingin menggapai mimpinya menjadi seorang penyanyi, Hingga Playfull Kiss yang menceritakan Seorang gadis bodoh yang sangat menggilai Pria yang sempurna. Jika dibandingkan dengan alur cerita Sinetron Indonesia yang sudah bisa ditebak ceritanya. Kalo tidak bayi yang ditukar ya amnesia, ada juga yang kena penyakit kanker, mati terus ada lagi kembarannya, Tentang perebutan cinta dan harta yang tidak pernah selesai. Selalu itu-itu saja hingga tanpa melihatpun kita akan tau bagaimana akhirnya. Ceritanya tidak pernah sinkron dengan judul, dan selalu menambahkan hal-hal yang tidak penting. Misalnya pembantu-pembatu yang ganjen dan suka bergosip. Meski itu untuk memberikan kesan lucu, namun itu tidak pada tempatnya dan sama sekali tidak ada hubungan dengan inti ceritanya yang membuat sinetron itu semakin tidak fokus karena terus menambah pemain. Dan jika sudah tidak ada ide lagi, mereka akan MEMPLAGIAT Drama Korea dan drama-drama lainya.

Episode
Drama Korea tidak ada istilah Stripping. Jika sudah ditetapkan akan berakhir 20 episode, meskipun ratingnya tinggi, Drama itu akan berakhir hari itu. Tidak seperti Sinetron Indonesia yang mengikuti rating. Selama rating bagus, Sinetron akan lanjut, tapi jika rating anjlok, maka seketika sinetron tamat, entah itu mendadak tiba-tiba pemeran utamanya Mati karna digigit semut atau ketiban daun. Tidak perduli masalah-masalahnya sudah terselesaikan atau belum, asal rating anjlok pasti langsung tamat. Tidak realistis sama sekali. Rata-rata Drama Korea hanya 16-30 episode. Itupun penayangannya seminggu 2x, senin-selasa / rabu-kamis, jadi seminggu bisa ada 2-3 drama berbeda dalam satu stasiun TV. Penayangannya pun hanya mempunyai durasi 1-1,5jam/hari, jadi penonton tidak bosan menonton dan selalu menunggu-nunggu untuk episode selanjutnya. Berbeda dengan Sinetron Indonesia yang tayang setiap hari dengan durasi 2-3jam/hari, dan itupun akan berlanjut. Masih ingat Tersanjung? Sampai 7 turunan dan beberapa sinetron lain yang terus berlanjut ke part 2, 3, 4, 5 dst.. Miris bukan? Sebenarnya tidak perlu seperti itu. Lebih baik episode sedikit tapi berkesan untuk penonton.

Soundtrack
Berbicara mengenai drama korea tidak pernah lepas dari sound track yang pas sekali dengan jalan ceritanya. Cukup dengan mendengarkan sound tracknya saja kita akan tau bagaimana sedih atau bahagianya drama itu, dan hanya dengan mendengar sountracknya saja kita akan ingat dari drama apa dan bagaimana jalan ceritanya. Seperti lagu That Woman yang dinyanyikan Baek Ji Young dalam Drama Secret Garden, Dream High yang dinyanyikan oleh para pemainnya seperti Soo Hyun, Suzy, Taecyeon, Wooyoung, IU, dan T-ara Eunjung. Mereka benar-benar NIAT untuk membuat Drama. Lagu-lagu dari sountrack tersebut akan booming mengikuti drama yang sedang berlangsung saat itu, bukan seperti Sinetron Indonesia yang akan membuat Sinetron setelah lagu itu booming lebih dulu. Itu malah terlihat seperti dipaksakan. Tidak nyambung antara alur cerita dan sountrack itu sendiri.

Peran
Drama Korea mempunyai beberapa karakter peran yang unik. Sejahat apapun mereka tapi di akhir episode biasanya mereka akan berubah setelah menyadari kesalahannya. Tidak selamanya mereka jahat. Cara-cara mereka menunjukkan kebencian-pun tidak se-anarkis sinetron Indonesia. Mereka hanya akan saling menghina, berteriak, menyindir dan bersikap sarkatis. Adegan saling pukul memukul hanya akan ada di Drama Saeguk atau Laga, dalam drama percintaan itu jarang sekali ditunjukkan. Mereka tidak akan saling hajar hanya karena cinta. Di drama korea, si aktor atau aktris kadang mendapat peran yang berbeda dari drama satu ke drama yang lainya, maksudnya di drama satu dia mendapat peran Protagonis dan di drama yang lain dia bisa saja mendapat peran antagonis. Sedangkan di sinetron Indonesia hanya ada 3 peran yang saya tau. Protagonis, Antagonis, dan Penghibur (Lucu-Lucuan). Asal artis itu punya tampang melas dan jago nangis pasti dia akan mendapat peran Protagonis yang terus saja mau disiksa tanpa perlawanan. Sedangkan artis yang punya wajah angker, matanya bisa melirik kanan kiri dan melotot sudah bisa dipastikan jadi pemeran Antagonis. Selalu melakukan apapun demi mendapatkan apa yang diinginkan, tentu membunuh juga dihalalkan disini. Dan tanpa mereka sadari, merekalah yang sudah mengajari penonton untuk berbuat yang seperti itu. Misal tawuran pelajar karena kalah balapan atau rebutan cewek/daerah kekuasaan. Sedangkan guna pemeran penghibur hanya ada untuk memperpanjang episode yang sebenarnya tidak perlu.

Menghargai produk dalam negeri
Drama Korea selalu menunjukkan sisi keindahan dari negara mereka. Itu juga cara mereka mengenalkan kebudayaan dan tempat wisata di Korea. Misalnya Boys Before Flower yang sering menyorot keindahan pulau Jeju, memperkenalkan Namsan Tower. Mereka juga memperkenalkan makanan-makanan khas Korea seperti Ramyun, Dduboki, Kimchi. Mereka juga mengenalkan budaya mereka, seperti memakai Hanbook di acara-acara Resmi. Dan ritual-ritual Kerajaan jaman dahulu di Drama Saeguk. Mereka benar-benar merawatnya, menjadikannya musium agar generasi penerus mereka mengerti sejarah. Sedangkan Sinetron Indonesia lebih memilih melancong ke luar negeri dari pada memperkenalkan budaya Indonesia sendiri. Mereka lebih suka ke Paris, Belanda, Korea. Kenapa tidak ke Bali saja? Lombok? Bangka Belitung? Banyak sekali tempat Indah di Indonesia kita ini. Meraka juga lebih suka memakan Pizza, Spaghetti, Fried Chicken di Sinetron dari pada memperkenalkan Soto, Rendang, Gule.

Dengan artikel ini saya harap anak-anak muda, remaja, maupun dewasa di Indonesia khususnya bisa lebih membuka matanya untuk dunia hiburan di Indonesia. Mulai belajar dari orang lain untuk menjadikan diri sendiri lebih baik. Bukan justru belajar dari orang lain untuk kemudian menirunya. Saya juga berharap agar persinetronan di Indonesia menyuguhkan tontonan yang bermutu dan berkwalitas dan memberikan pelajaran-pelajaran baik bagi generasi muda. Tidak membuat sinetron asal jadi dengan cerita yang nggak jelas tapi cobalah untuk membuat sinetron yang matang dengan cerita yang bervariasi dan berbobot. Bukan hanya sekedar jual tampang tapi juga kemampuan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar