Demam korea sepertinya masih belum hilang saat ini, terutama
untuk Boyband dan Girlbandnya yang masih saja menjadi topik pembicaraan di
mana-mana. Begitu juga dengan dramanya yang makin hari makin di tunggu-tunggu
sama k-popers tentunya. Entah karena aktor dan aktrisnya yang tampan dan cantik
maupun dari cerita-ceritanya yang bervariasi dan fresh. Walaupun dengan tema
yang sama tapi drama korea selalu menyuguhkan alur-alur cerita yang
berbeda-beda dan terkadang unik seperti misalnya Boys Before Flower dan Secret
Garden, walaupun tema dari kedua drama itu sama yaitu tentang si kaya dan si
miskin tapi dengan alur yang berbeda membuat ke dua drama itu sama-sama menarik
dan menyenangkan untuk di ikuti sampai ending. Terlebih kadang cerita-cerita
dari drama korea itu tidak masuk akal dan penuh kejutan dari episode ke
episodenya yang membuat penonton selalu penasaran dengan episode episode
selanjutnya.
Berbeda dengan Sinetron Indonesia yang selain temanya sama
kadang alur ceritanya juga di buat sama dan hanya aktris dan aktornya yang
berbeda entah apa meksunya, mungkin karena males kali yah bikin cerita baru
atau tema baru. Dan kadang juga tema sama pemain juga sama hanya beda nama dan
lokasinya. Dan lagi jika di lihat dari episode, sinetron indonesia selalu
menyuguhkan cerita dengan episode yang berlebihan sehigga dengan episode yang
berlebihan itu terkadang membuat penonton menjadi bosan dan yang tadinya suka
sama sinetronya jadi nggak suka karena terlalu panjang dan kadang suka lepas
dari tema dan cerita di episode-episode awal juga penambahan-penambahan pemain
yang suka bikin bingung.
Dan kali ini kita akan ngebahas tentang ke dua hal yang baru aja
kita bahas di awal yaitu tentang Perbedaan Sinetron Indonesia Dan Drama Korea .
Dan bukan maksud saya untuk menjelek-jelekan atau merendahkan
antara satu dengan yang lainya. Saya hanya ingin bagi siapa saja yang baca
artikel ini sadar akan dunia hiburan kita yaitu indonesia yang semakin hari
semakin nggak jelas dan semakin keliatan nggak kreatifnya. Maksud saya nggak
kreatif dalam membuat cerita untuk setiap sinetronan-sinetronya. Dan kurang
inovatif tentunya. Dan mari kita chek perbedaan-perbedaannya di bawah ini.
Perbedaan Sinetron Indonesia Dan Drama Korea
• Pemain
Membahas artis Korea memang tidak ada habisnya. Mereka
benar-benar mempunyai kemampuan. Bukan hanya akting tapi juga menyanyi dan
dance. Seperti Yoochun, Jaejoong, Lee Min Ho, Hyun Bin, Ha Ji Won, Kim Tae Hee,
Song Seung Hun dan lain-lain. Mereka mampu menempatkan peran yang sesuai dengan
umur mereka. Yang muda bermain layaknya remaja dan yang dewasa juga memainkan
peran dewasa. Seperti pemain-pemain Dream High yang masih muda-muda karna memang
bercerita tentang perjuangan remaja yg meraih mimpi. Mereka bisa menyeimbangkan
karakter. Tidak hanya bermodal wajah dan terkenal saja. Tidak seperti Sinetron
Indonesia asal wajah indo atau bule bisa jadi artis tanpa memperdulikan
skillnya dan juga merubah artis belasan tahun menjadi orang dewasa yang sudah
berpengalaman akan percintaan. Kesannya tuh maksa. Itu yg menyebabkan mereka
matang sebelum waktunya. Sebut saja Nikita Willy dan seangkatanya. Dan hanya
memakai artis itu-itu saja. Selesai di Sinetron ini ganti Sinetron lain di
stasiun TV yg sama. Dari cara berpakaian dan make Up-pun begitu. Drama Korea
memberikan riasan dan cara berpakaian mereka senatural mungkin pada artisnya,
meski itu di kantor, kampus, dan juga dalam Drama Saeguk (Kolosal) agar menampilkan
sisi alami pada peran yang dimainkan. Berbeda dengan Sinetron Indonesia, meski
adegannya hanya dalam rumah, baju dan make up nya semuanya WOW keg mau ke
kondangan. Kolosal-pun begitu, bibir merah dan perhiasan berkilauan padahal
cuma pake kemben. Seolah ingin pamer riasan padahal jaman dulu juga gak
gitu-gitu amat. Mau ke kampus aja dandannya ala penyanyi dangdut, padahal di
dunia nyata saja tidak ada yang seperti itu. Yang ada itu hanya memberi contoh
yang tidak baik buat generasi muda.
• Script
Drama Korea jarang ada adegan berkata dalam hati. Kalau pun ada
itu hanya sedikit dan normal. Kalo Sinetron Indonesia disetiap Episode pasti
ada adegan Berkata dalam hati, dengan mata melirik, melotot hingga bola mata
mau keluar dan menggebu-nggebu. Kadang ada juga adegan lagi sendiri terus dia
berteriak keras, “AKAN KU BUNUH KAU” – “WARISAN ITU HARUS JATUH KETANGANKU” –
“KAU HARUS JADI MILIKKU” yaa yang kaya gitu,cuma ada di Indonesia.
• Alur
CeritaDrama Korea sangat sederhana tapi bervariasi. Hanya akan
berfokus pada judul cerita. Kita bisa ambil contoh Secret Garden yang bercerita
tentang Pertukaran Jiwa antara Laki-Laki dan Perempuan. Kemudian 49Days yang
bercerita tentang seseorang yg mencari 3 air mata murni. Rooftop Prince yang
bercerita tentang Pangeran yang bisa menembus jaman, ruang dan waktu dari
Dinasti Joseon ke abad 21. Dream High tentang siswa yang ingin menggapai
mimpinya menjadi seorang penyanyi, Hingga Playfull Kiss yang menceritakan
Seorang gadis bodoh yang sangat menggilai Pria yang sempurna. Jika dibandingkan
dengan alur cerita Sinetron Indonesia yang sudah bisa ditebak ceritanya. Kalo
tidak bayi yang ditukar ya amnesia, ada juga yang kena penyakit kanker, mati
terus ada lagi kembarannya, Tentang perebutan cinta dan harta yang tidak pernah
selesai. Selalu itu-itu saja hingga tanpa melihatpun kita akan tau bagaimana
akhirnya. Ceritanya tidak pernah sinkron dengan judul, dan selalu menambahkan
hal-hal yang tidak penting. Misalnya pembantu-pembatu yang ganjen dan suka
bergosip. Meski itu untuk memberikan kesan lucu, namun itu tidak pada tempatnya
dan sama sekali tidak ada hubungan dengan inti ceritanya yang membuat sinetron
itu semakin tidak fokus karena terus menambah pemain. Dan jika sudah tidak ada
ide lagi, mereka akan MEMPLAGIAT Drama Korea dan drama-drama lainya.
• Episode
Drama Korea tidak ada istilah Stripping. Jika sudah ditetapkan
akan berakhir 20 episode, meskipun ratingnya tinggi, Drama itu akan berakhir
hari itu. Tidak seperti Sinetron Indonesia yang mengikuti rating. Selama rating
bagus, Sinetron akan lanjut, tapi jika rating anjlok, maka seketika sinetron
tamat, entah itu mendadak tiba-tiba pemeran utamanya Mati karna digigit semut
atau ketiban daun. Tidak perduli masalah-masalahnya sudah terselesaikan atau
belum, asal rating anjlok pasti langsung tamat. Tidak realistis sama sekali.
Rata-rata Drama Korea hanya 16-30 episode. Itupun penayangannya seminggu 2x,
senin-selasa / rabu-kamis, jadi seminggu bisa ada 2-3 drama berbeda dalam satu
stasiun TV. Penayangannya pun hanya mempunyai durasi 1-1,5jam/hari, jadi
penonton tidak bosan menonton dan selalu menunggu-nunggu untuk episode
selanjutnya. Berbeda dengan Sinetron Indonesia yang tayang setiap hari dengan
durasi 2-3jam/hari, dan itupun akan berlanjut. Masih ingat Tersanjung? Sampai 7
turunan dan beberapa sinetron lain yang terus berlanjut ke part 2, 3, 4, 5
dst.. Miris bukan? Sebenarnya tidak perlu seperti itu. Lebih baik episode
sedikit tapi berkesan untuk penonton.
• Soundtrack
Berbicara mengenai drama korea tidak pernah lepas dari sound
track yang pas sekali dengan jalan ceritanya. Cukup dengan mendengarkan sound
tracknya saja kita akan tau bagaimana sedih atau bahagianya drama itu, dan
hanya dengan mendengar sountracknya saja kita akan ingat dari drama apa dan
bagaimana jalan ceritanya. Seperti lagu That Woman yang dinyanyikan Baek Ji
Young dalam Drama Secret Garden, Dream High yang dinyanyikan oleh para
pemainnya seperti Soo Hyun, Suzy, Taecyeon, Wooyoung, IU, dan T-ara Eunjung.
Mereka benar-benar NIAT untuk membuat Drama. Lagu-lagu dari sountrack tersebut
akan booming mengikuti drama yang sedang berlangsung saat itu, bukan seperti
Sinetron Indonesia yang akan membuat Sinetron setelah lagu itu booming lebih
dulu. Itu malah terlihat seperti dipaksakan. Tidak nyambung antara alur cerita
dan sountrack itu sendiri.
• Peran
Drama Korea mempunyai beberapa karakter peran yang unik. Sejahat
apapun mereka tapi di akhir episode biasanya mereka akan berubah setelah
menyadari kesalahannya. Tidak selamanya mereka jahat. Cara-cara mereka
menunjukkan kebencian-pun tidak se-anarkis sinetron Indonesia. Mereka hanya
akan saling menghina, berteriak, menyindir dan bersikap sarkatis. Adegan saling
pukul memukul hanya akan ada di Drama Saeguk atau Laga, dalam drama percintaan
itu jarang sekali ditunjukkan. Mereka tidak akan saling hajar hanya karena
cinta. Di drama korea, si aktor atau aktris kadang mendapat peran yang berbeda
dari drama satu ke drama yang lainya, maksudnya di drama satu dia mendapat peran
Protagonis dan di drama yang lain dia bisa saja mendapat peran antagonis.
Sedangkan di sinetron Indonesia hanya ada 3 peran yang saya tau. Protagonis,
Antagonis, dan Penghibur (Lucu-Lucuan). Asal artis itu punya tampang melas dan
jago nangis pasti dia akan mendapat peran Protagonis yang terus saja mau
disiksa tanpa perlawanan. Sedangkan artis yang punya wajah angker, matanya bisa
melirik kanan kiri dan melotot sudah bisa dipastikan jadi pemeran Antagonis.
Selalu melakukan apapun demi mendapatkan apa yang diinginkan, tentu membunuh
juga dihalalkan disini. Dan tanpa mereka sadari, merekalah yang sudah mengajari
penonton untuk berbuat yang seperti itu. Misal tawuran pelajar karena kalah
balapan atau rebutan cewek/daerah kekuasaan. Sedangkan guna pemeran penghibur
hanya ada untuk memperpanjang episode yang sebenarnya tidak perlu.
• Menghargai produk dalam negeri
Drama Korea selalu menunjukkan sisi keindahan dari negara
mereka. Itu juga cara mereka mengenalkan kebudayaan dan tempat wisata di Korea.
Misalnya Boys Before Flower yang sering menyorot keindahan pulau Jeju,
memperkenalkan Namsan Tower. Mereka juga memperkenalkan makanan-makanan khas
Korea seperti Ramyun, Dduboki, Kimchi. Mereka juga mengenalkan budaya mereka,
seperti memakai Hanbook di acara-acara Resmi. Dan ritual-ritual Kerajaan jaman
dahulu di Drama Saeguk. Mereka benar-benar merawatnya, menjadikannya musium
agar generasi penerus mereka mengerti sejarah. Sedangkan Sinetron Indonesia
lebih memilih melancong ke luar negeri dari pada memperkenalkan budaya
Indonesia sendiri. Mereka lebih suka ke Paris, Belanda, Korea. Kenapa tidak ke
Bali saja? Lombok? Bangka Belitung? Banyak sekali tempat Indah di Indonesia
kita ini. Meraka juga lebih suka memakan Pizza, Spaghetti, Fried Chicken di
Sinetron dari pada memperkenalkan Soto, Rendang, Gule.
Dengan artikel ini saya harap anak-anak muda, remaja, maupun
dewasa di Indonesia khususnya bisa lebih membuka matanya untuk dunia hiburan di
Indonesia. Mulai belajar dari orang lain untuk menjadikan diri sendiri lebih
baik. Bukan justru belajar dari orang lain untuk kemudian menirunya. Saya juga
berharap agar persinetronan di Indonesia menyuguhkan tontonan yang bermutu dan
berkwalitas dan memberikan pelajaran-pelajaran baik bagi generasi muda. Tidak
membuat sinetron asal jadi dengan cerita yang nggak jelas tapi cobalah untuk
membuat sinetron yang matang dengan cerita yang bervariasi dan berbobot. Bukan
hanya sekedar jual tampang tapi juga kemampuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar