Saat pelangi kelabu itu datang
menghampiriku..
Sampai
saat ini aku masih mengingat waktu dan tanggal kejadian dihari itu. Kejadian
yang merupakan mimpi burukku. Seakan mimpi dan harapanku bersamamu runtuh
seketika. Siang itu hari sangat cerah. Namun,tidak dengan diriku. Rasa gelisah,
takut, rindu semuanya bercampur menjadi satu. Membawaku kedalam lubang hitam
pikiranmu. Firasat buruk pun terlintas dipikiranku. Ya, sudah beberapa hari itu
aku menunggu dalam ketidakpastian. Membuat diriku dan dirimu terjebak dalam
sebuah dilema berkepanjangan. Seperti seorang sutradara yang tidak tahu akan
dibawa kemana alur ceritanya.
Namun
dibalik semua rasa gelisahku aku masih memiliki hal termanis yang pernah ku
rasakan. Sayang,aku masih memiliki rindu untukmu. Seperti tetes air hujan yang
turun di musim kemarau. Rasanya sedikit memberikan kesejukan hati. Setelah
sekian kali begitu terasa panas karena suatu hal yang buruk. Saat itu aku takut
akan satu hal. Aku takut jika indahnya bulan mei akan berakhir di desember. Oh
tidak, padahal aku berharap jika aku ingin mengakhiri tahun 2011 itu dengan
senyuman. Bukan dengan air mata, sayang.
Kembali
lagi ke topik,saat aku menunggu kepastianmu. Dan akhirnya hal yang aku
takutkan, rasa gelisahku pun terjawab sudah. Ya, kisah kita sudah menemukan
akhirnya. Bak seorang penulis yang sudah tahu akhir jalan ceritanya. Aku hanya
duduk terpaku, badanku seketika lemas. Jika aku adalah seorang penulis naskah
cerita ini aku tidak akan membuatnya berakhir seperti ini. Tetapi, didalam
cerita kita kau lah seorang directornya dan aku seperti pemain yang harus menuruti
jalan ceritanya.
Rinduku
yang selama ini untukmu entah harus ku berikan kepada siapa. Karena kau sang
pemilik rinduku telah pergi menjauh. Saat itu aku berpkir keputusanmu membuat
rinduku terhalang. Bahkan rasa rinduku yang begitu besar tak sanggup menembus
kokohnya pertahananmu. Aku ingin mengutarakan semuanya yang ku rasakan.
Bukankah aku masih memiliki hak veto?? Aku ingin kau memberiku kesempatan untuk
berbicara. Namun apa daya karena bagimu semuanya akan sia-sia. Ya, mungkin kau
akan menganggapku omong kosong belaka. Jarak yang terlampau jauh ini pula yang
menjadi penghalangku untuk mengutarakan perasaanku. Setidaknya aku ingin
mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya. Rinduku pun juga akan
terbalaskan walau dengan air mata. Ahh, akhir yang buruk. Namun, tak dapat
kupungkiri rinduku ini masih tersisa untukmu. Hey kau, pelangi kelabu di bulan
desember...
Saat pelangi kelabu
datang menghampiriku aku berdoa kepada tuhan kelak ia akan kembali kepadaku
menjadi pelangi yang indah
With
the rain,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar