Hello , Para
Readers Blog. Kali ini aku sempetin buat ngeposting tentang Raditya Dika ya :)
Padahal ada tugas numpuk banyak banget tapi karena kami baik jadi kami akan
mencoba menampilkan atau share ke kalian semua. Oiyaaa...Kalian Tahu gak siapa
raditya dika itu ?
Ini lhooh
orangnya.. Cakep yaa *itu dilihat dari samping*
Jelas gak seeeh
gambar itu ?
Di perjelas lagi
yaaaaa? *JEGLEEEEK*
Ini nih kami punya
informasi tentang raditya dika (Profil or BIODATA nya)
Di Indonesia, Raditya
Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Pria yang akrab
disapa Radith kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini memulai karirnya sebagai
penulis melalui blog pribadinya (www.kambingjantan.com yang sekarang menjadi
www.radityadika.com) yang kemudian dibukukan.
Buku pertama yang mengangkat dirinya
berjudul Kambing Jantan : Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005)
masuk kategori best seller. Buku yang menceritakan kehidupan
Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di Australia, kisah-kisahnya sebagai
pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Buku ini digolongkan sebagai
genre baru. Saat ia merilis buku pertamanya, memang belum banyak yang masuk ke
dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).
Buku keduanya berjudul Cinta
Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006. Buku kedua inimenggunakan format
cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radithyang
sepertinya selalu tidak beruntung. Buku ketiganya yang berjudul Radikus
Makankakus : Bukan Binatang Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007.
Buku ketiga ini mengisahkan Radith
yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu
saat Radith dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang NTB.
Sementara, buku keempatnya
berjudul Babi Ngesot : Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang terbit
pada bulan April 2008. Perjalanan dan Pemikiran Radith mengawali
keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia
memenangi Indonesian Blog Award.
Radith juga pernah meraih Penghargaan
bertajuk TheOnline Inspiring Award 2009 dari Indosat. Dari pengalaman itu, ia
cetak (print out) tulisan- tulisannya di blog kemudian ia tawarkan naskah
cetakan itu ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak
yang menolak, tapi kemudia ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku,
naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu. Radit sukses menjadi
penulis karena ia keluar dari arus utama (mainstream). Ia tampil
dengan genre baru yang segar. Yang membuat ia berbeda dari penulis lain
adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari
buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.
Bagi Radith, ini adalah selling
point-nya. Bagi Radith, sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi.
Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini,
menurut Radith, adalah risiko
masuk dalam genre baru. Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia
kelola. Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of
mouth). Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu
kemudian dikirim ke Radith.
Jadilah ini sebuah strategi pemasaran
yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya. Menurut Radith, dalam
menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai. Kemudian, pemasaran
diserahkankepada penerbit. Sebaliknya, penulis seharusnya juga menjadi pemasar
bagi bukunya sendiri karena sebenarnyapenulis juga seniman. Penulis yang
kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginyaharus bisa laku di
pasaran. Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi
memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah
hal yang perlu dilakukan saat ini.
Menjadi penulis sukses bukan berarti
tidak ada hambatan. Menurut Radit, hambatan bukanhanya dari
industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal. Artinya,
lawan dariindustri buku bisa jadi bukan industri buku lain tapi industri lain
yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali seperti hiburan (entertainment),
makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, bila ada anak muda memiliki uang 50.000
rupiah, belum tentu ia akan membelanjakannya untuk buku. Bisa jadi uang itu
digunakan untuk menonton film di bioskopatau membeli makanan cepat saji. Dan
yang jelas, buku bukan pilihan utama.
Bagi Radith hal ini memang sudah
lazim. Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif.
Baginya, yang ada adalah kunci untuk berinovasi. Tekanan kompetitor bisa
menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan. Radith
kini meneruskan studinya di program ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Politikdi
Universitas Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune.
Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan pemimpin redaksi.
Karya :
2005 – Kambing Jantan : Sebuah
Catatan Harian Pelajar Bodoh
2006 – Cinta Brontosaurus
2007 – Radikus Makankakus : Bukan
Binatang Biasa
2008 – Babi Ngesot
2010 – Marmut Merah Jambu
2011 – Manusia Setengah Salmon
Hal-hal yang bisa kita teladani dari Raditya Dika ialah
perjuangannya dalam mencapai kesuksesan, dan juga kekreatifannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar