Kerena
kita berbuat kepada Allah, bukan kepada manusia, sebab itu tiada rasa kecewa
walaupun terhadap diri sendiri...
Sebab kita berhadapan dengan Allah SWT yang maha pemurah dan maha penyayang...
Lebih penyayang daripada seorang ibu yang menjaga anak kecil... tetap tersenyum walau berkali-kali asang anak kecil tadi melakukan kesalahan... tetap menyayangi, walaupun berkali-kali sang anak menyakitinya... kerna dia seorang ibu...
Setiap kesalahan semuanya boleh diampuni, andai bertaubat darinya...
Allah yang Maha lemah lembut kepada hambanya... sangat suka mendengarkan luahan hati kelemahan diri kepadanya... kerna memang hamba itu diciptakan bersifat lemah dan akan selalu berbuat dosa...
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW pernah bersabda : "Demi tuhan yang diriku berada di dalam genggamannya, seandainya kamu tidak berdosa, Nescaya Allah akan mematikan kamu, kemudian Allah akan mendatangkan satu kaum yang melakukan dosa, kemudian mereka meminta keampunan dari Allah, lantas Allah mengamppuni mereka." (HR Muslim)
Dosa yang kita telah kita lakukan, anggap ia sebagai bahan kesedaran untuk selalu kita ingatkan diri kita tentang hakikat kelemahan manusia...
Kerna kan kita lebih banyak belajar dari melakukan kesilapan berbanding melakukan sesuatu dengan betul?
Manusia yang tak merasakan dirinya hina itulah yang sebenarnya hina... kerna dalam diri mereka ada sikap "sombong', dan "takabbur"...
Manusia yang merasakan dirinya mulia dan bersih dari dosa... itulah manusia yang terpedaya...
Ajaibnya seorang mukmin, semua yang berlaku padanya adalah kebaikan... dan tiada yang merasakan demikian kecuali dia seorang mukmin... jika dia ditimpa keburukan maka dia bersabar, maka keburukan tadi adalah kebaikan bagi dirinya... jika dia ditimpa kebaikan maka dia bersyukur, maka kebaikan tadi akan menjadi kebaikan yang sebenar-benarnya kepadanya...
Maka seorang mukmin itu tak merasa kecewa dengan apa yang telah berlaku... walaupun terhadap dirinya... kerna setiap yang berlaku adalah pelajaran dari Allah SWT kepada kita agar lebih berhati-hati (taqwa) dalam menempuhi jalan menuju-Nya...
Kan menurut Umar RA, taqwa itu adalah seperti kamu berjalan di malam hari pada jalan yang penuh duri...
Mana mungkin seorang dapat berhati-hati (taqwa) seandainya tak pernah merasakan kesakitan terpijak duri tadi lalu menanamkan rasa benci terhadap duri itu dan menanamkan kepentingan bersabar dalam berhati-hati menelusuri jalan tadi...
Ikhwah fillah...
Kata kecewa yang berkali-kali dirasakan mengundang perasaan putus asa... dan perasaan putus asa itu hanyalah kriteria yang cuma ada pada orang yang mengkufuri Allah SWT...
"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (12:87)
Buang rasa kecewa, optimislah! Kita adalah sebaik-baik kejadian di Muka bumi ini... Di ciptakan dengan potensi terbaik...
Sebab kita berhadapan dengan Allah SWT yang maha pemurah dan maha penyayang...
Lebih penyayang daripada seorang ibu yang menjaga anak kecil... tetap tersenyum walau berkali-kali asang anak kecil tadi melakukan kesalahan... tetap menyayangi, walaupun berkali-kali sang anak menyakitinya... kerna dia seorang ibu...
Setiap kesalahan semuanya boleh diampuni, andai bertaubat darinya...
Allah yang Maha lemah lembut kepada hambanya... sangat suka mendengarkan luahan hati kelemahan diri kepadanya... kerna memang hamba itu diciptakan bersifat lemah dan akan selalu berbuat dosa...
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW pernah bersabda : "Demi tuhan yang diriku berada di dalam genggamannya, seandainya kamu tidak berdosa, Nescaya Allah akan mematikan kamu, kemudian Allah akan mendatangkan satu kaum yang melakukan dosa, kemudian mereka meminta keampunan dari Allah, lantas Allah mengamppuni mereka." (HR Muslim)
Dosa yang kita telah kita lakukan, anggap ia sebagai bahan kesedaran untuk selalu kita ingatkan diri kita tentang hakikat kelemahan manusia...
Kerna kan kita lebih banyak belajar dari melakukan kesilapan berbanding melakukan sesuatu dengan betul?
Manusia yang tak merasakan dirinya hina itulah yang sebenarnya hina... kerna dalam diri mereka ada sikap "sombong', dan "takabbur"...
Manusia yang merasakan dirinya mulia dan bersih dari dosa... itulah manusia yang terpedaya...
Ajaibnya seorang mukmin, semua yang berlaku padanya adalah kebaikan... dan tiada yang merasakan demikian kecuali dia seorang mukmin... jika dia ditimpa keburukan maka dia bersabar, maka keburukan tadi adalah kebaikan bagi dirinya... jika dia ditimpa kebaikan maka dia bersyukur, maka kebaikan tadi akan menjadi kebaikan yang sebenar-benarnya kepadanya...
Maka seorang mukmin itu tak merasa kecewa dengan apa yang telah berlaku... walaupun terhadap dirinya... kerna setiap yang berlaku adalah pelajaran dari Allah SWT kepada kita agar lebih berhati-hati (taqwa) dalam menempuhi jalan menuju-Nya...
Kan menurut Umar RA, taqwa itu adalah seperti kamu berjalan di malam hari pada jalan yang penuh duri...
Mana mungkin seorang dapat berhati-hati (taqwa) seandainya tak pernah merasakan kesakitan terpijak duri tadi lalu menanamkan rasa benci terhadap duri itu dan menanamkan kepentingan bersabar dalam berhati-hati menelusuri jalan tadi...
Ikhwah fillah...
Kata kecewa yang berkali-kali dirasakan mengundang perasaan putus asa... dan perasaan putus asa itu hanyalah kriteria yang cuma ada pada orang yang mengkufuri Allah SWT...
"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (12:87)
Buang rasa kecewa, optimislah! Kita adalah sebaik-baik kejadian di Muka bumi ini... Di ciptakan dengan potensi terbaik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar