salju

Selasa, 07 Januari 2014

Muhasabah

Waktu ibarat pedang yang akan menebas siapa saja yang tidak memanfaatkannya dalam kebaikan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-'Ashr (103): ''Demi waktu, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati dalam kebenaran dan nasihat-menasihati dalam kesabaran.''

Salah satu keunikan waktu adalah dia tidak dapat diulang, tak dapat mundur; waktu akan berjalan terus melaju ke depan. Suka atau tidak suka dia akan meninggalkan mereka yang lalai, yang tidak memanfaatkan waktunya secara maksimal untuk kebajikan dan ketakwaan kepada Allah.

Dalam setiap pergantian waktu, entah itu tahun Masehi atau Hijriyah, kita diingatkan kembali akan perlunya melakukan muhasabah, evaluasi diri, atau introspeksi. Tentu saja evaluasi diri secara kritis dan jujur yang bagi seorang Muslim tidak hanya dilakukan dalam hitungan tahun, malah dalam setiap denyut napas kita akan selalu ada pertanyaan evaluatif.

''Allah ridha apa tidak terhadap apa yang aku perbuat?'' Hal itu bisa saja dilakukan menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, dan bulan demi bulan. Shalat lima waktu juga mengingatkan kita akan perlunya muhasabah dalam setiap rentang waktu yang kita lalui di antara shalat-shalat kita.

Perputaran waktu, pergantian tahun, adalah sarana muhasabah bagi setiap Muslim untuk mencetak prestasi yang lebih baik di hari depan. Allah SWT mengingatkan manusia tentang hal ini, ''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS 59: 18) Tidak ada jalan lain bagi seorang Muslim bahwa kehidupan yang dilakukannya harus dievaluasi secara terus-menerus dengan istikamah.

Hasil dari muhasabah akan membuat seseorang kembali termotivasi untuk berprestasi karena Allah dalam setiap aktivitas kehidupannya. Percayalah Allah Mahateliti dan tidak pernah lengah, walau manusia tidak dapat melihat Allah secara zahir tapi Allah selalu melihat dan mengawasi hamba-Nya.

Ketakwaan itulah prestasi tertinggi yang harus diraih oleh seorang mukmin. Untuk itulah perlunya muhasabah dilakukan. ''.... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.'' (QS Al Hujurat [49]: 13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar